Prof KH Ali Yafie Islam itu mengajarkan hidup selaras dengan alam. Banyak ayat Al-Qur’an maupun hadis yang bercerita
tentang lingkungan hidup. Dan Kitab Fiqih yang menjadi penjabaran keduanya, masalah lingkungan ini masuk dalam
bidang jinayat (hukum). "Artinya, kalau sampai ada seseorang
menggunduli hutan dan merusak hutan, itu harus diberlakukan sanksi yang tegas.
Harus dicegah. Harus dihukum. Oleh menjadi madrasah
adiwiyata tentu adalah sebuah keharusan bagi setiap institusi pendidikan,
mengingat tanggung jawab institusi pendidikan terhadap pembangunan karakter
generasi mendatang. Terlebih lagi institusi pendidikan agama. Institusi pendidikan agama
haruslah bisa menjadikan agama sebagai sumber inspirasi dalam proses
mengimplementasian segala bentuk kebaikan, baik hubungan antara manusia dengan
Tuhan, hubungan sesama dan hubungan dengan lingkungan.
Menjadi madrasah adiwiyata lebih dari meraih sebuah gelar, penghargaan,
maupun karpet merah. Lebih dari itu menjadi madrasah adiwiyata merupakan bentuk
sebuah tanggung jawab sosial untuk terus mengampanyekan isu-isu tentang
lingkungan baik secara internal maupun secara eksternal. Gelar madrasah
adiwiyata hanyalah sebuah dampak dari kerja keras seluruh eleman institusi
untuk mengampanyekan dan mengedukasi secara konkrit tentang pentingnya menjaga
lingkungan hidup secara terukur dan kontinyu, semisal pengelolaan sampah, daur
ulang, maupun reboisasi.
Tentu jika setiap siswa mampu mengelola sampah, ini akan menjadi kabar yang
mengembirakan untuk masa depan. Sebab secara tidak langsung, institusi
pendidikan tersebut mampu menyelamatkan masa depan dari perubahan iklim yang
sudah sangat parah ini. Pengelolaan sampah sendiri tidak hanya semata-mata
hanya untuk menekan laju perubahan iklim, namun di sisi lain jika mampu
mengombinasikan antara sains dan wawasan lingkungan bukan tidak mungkin
kegiatan mengelola sampah akan memiliki nilai ekonomi bahkan bisa dijadikan sebagai
sumber energi seperti yang terjadi di negara-negara maju. Kita bisa mencontoh
negara Denmark yang menjadikan sekitar 54% sampah mereka sebagai sumber tenaga
pembangkit listrik (https://environment-indonesia.com/) lalu negara Skandinavia yang sekitar 83% pembangkit listrik di negara-negara tersebut rendah karbon,
dimana 63% berasal sepenuhnya dari sumber terbarukan (istrikindonesia.com).
Madrasah Tsanawiyah Negeri 5 Magetan, Adalah Madrasah yang peduli lingkungan dimana dengan gerakan Peduli Lingkungan ini MTSN 5 Magetan mencanangkan “Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup Madrasah: dinama girakan ini adalah upaya yang dilakukan oleh Madrasah dalam membangun kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan hidup di kalangan siswa, guru, karyawan, serta seluruh anggota komunitas Madrasah. Gerakan ini bertujuan untuk mengembangkan budaya lingkungan yang berkelanjutan melalui pendidikan, pengelolaan lingkungan, dan partisipasi aktif semua pihak.
Berikut adalah beberapa poin penting terkait Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup Madrasah:
- Pendidikan lingkungan: Gerakan ini berfokus pada pendidikan lingkungan yang meliputi pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran tentang isu-isu lingkungan serta upaya pelestarian alam. Pendidikan lingkungan dapat dilakukan melalui pembelajaran di dalam kelas, kegiatan ekstrakurikuler, dan kampanye kesadaran lingkungan.
- Pengelolaan lingkungan: Madrasah harus aktif dalam pengelolaan lingkungan dengan menerapkan praktek-praktek ramah lingkungan seperti pengurangan penggunaan energi, pengelolaan air, pengelolaan limbah, penghijauan, dan penggunaan bahan-bahan ramah lingkungan. Pengelolaan lingkungan yang baik juga melibatkan upaya konservasi sumber daya alam.
- Partisipasi aktif: Gerakan ini mendorong partisipasi aktif semua anggota komunitas Madrasah, termasuk siswa, guru, karyawan, dan orang tua, dalam kegiatan yang berkaitan dengan lingkungan hidup. Dengan melibatkan semua pihak, gerakan ini dapat menciptakan budaya lingkungan yang kuat dan berkelanjutan di Madrasah.
- Kolaborasi dan kemitraan: Madrasah dapat bekerja sama dengan lembaga pemerintah, organisasi lingkungan, dan komunitas lokal untuk menguatkan gerakan peduli lingkungan. Kolaborasi dan kemitraan ini dapat memberikan dukungan, sumber daya, dan pengetahuan tambahan dalam upaya pelestarian lingkungan di Madrasah.
- Pemantauan dan evaluasi: Madrasah perlu melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan gerakan ini. Hal ini penting untuk menilai dampak dan keberhasilan upaya yang dilakukan serta menentukan langkah-langkah perbaikan dan peningkatan di masa mendatang.
banyak sudah yang sudah kita lakukan dalam hal untuk menuju Madrasah hijau madrasah yang peduli lingkungan
1. 1. Kebersihan, Sanitasi, Drainase
Kepala MTsN 5 Magetan Bapak Suwoko Memberi arahan Kepada Paguyuban Wali Murid dan warga madrasah tentang Pentingya Membuat Dan menjaga kelancaran Aliran Air selokan dan pentingnya resapan air dalam mengelola Darinase lingkungan Madrasah adiwiyata
2. 2. Pengelolaan Sampah
Kelompok Kerja Pengolahan Sampah melakukan kegiatan memilah dan mengolah sampah dari Tempat Pembuaangan Sampah diluar Lokasi dan masih berada di lingkungan Madrasah adiwiyata
4. Konservasi Air
Kelompok Kerja Siswa Bidang konservasi Air melakukan kegiatan mengamati pemanfaatan air cuci saluran air dan kelayakan untuk ekosistem buatan dilingkungan Madrasah adiwiyata
5. Konservasi energy
Peserta didik Ektakurikuler Musik sedang Mematikan perangkat yang dusah tidak terpakai, dan ibu guru melakukan sosialisasi penghematan listrik dengan cara mematikan lampu yang tidak di perlukan
6. Inovasi
Kelompok Kerja Siswa Bidang Inovasi melakukan kegiatan mengamati dan mengolah limbah sampah untuk menyuburkan tanah mendukung kelayakan untuk ekosistem buatan dilingkungan Madrasah adiwiyata
7. PRLH di masyarakat
Kelompok Kerja Siswa Bidang PRLH di masyarakat melakukan mendukung kelayakan untuk ekosistem yang sehat dan bersih dilingkungan masarakat sekitar Madrasah adiwiyata
8. Jejaring kerja
Kelompok Kerja Jejaraing Keja melakukan Kordinasi bersama Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Magetan untuk menyelesaiakan dan mengatasi permasalahan kegiatan adiwiyata dilingkungan Madrasah adiwiyata
Kelompok Kerja Jejaraing Kerja melakukan Kordinasi bersama Dinas Peternakan Dan Perikanan Kabupaten Magetan untuk menyelesaiakan dan mengatasi permasalahan kegiatan adiwiyata dilingkungan Madrasah adiwiyata
9. Kampanye publikasi
Kelompok Kerja Kampanye publikasi melakukan membuat publikasi media sosial /youtub /tiktok dan intagram tentang kegiatan adiwiyata dilingkungan Madrasah adiwiyata
dimana Publikasi Ini bisa di lihat di Media Sisial MTSN 5 Magetan baik di Facebook, Tik tok , IG dan Yotube MTSN 5 Magetan
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa adiwiyata lebih dari sekadar predikat namun, sebagai ujung tombak pendidikan pelestarian lingkungan sejak dini, dengan cara menanamkan wawasan lingkungan lalu mengintegrasikan dangan berbagai wawasan dan sains agar demi alam raya ini. Bukankah manusia adalah wakil Tuhan untuk merawat bumi? Bukankah kita juga hidup di muka bumi? Bukankah kita ingin hidup nyaman hidup di planet ini? Lalu kalau bukan manusia, siapakah yang harus merawat dan menjaga bumi ini?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar