Jumat, 12 Agustus 2022

GERAKAN PEDULI DAN BERBUDAYA LIGKUNGAN HDUP SEHAT ( GPBLH ) MTsN 5 MAGETAN

 



Prof KH Ali Yafie Islam itu mengajarkan hidup selaras dengan alam. Banyak ayat Al-Quran maupun hadis yang bercerita tentang lingkungan hidup. Dan Kitab Fiqih yang menjadi penjabaran keduanya, masalah lingkungan ini masuk dalam bidang jinayat (hukum). "Artinya, kalau sampai ada seseorang menggunduli hutan dan merusak hutan, itu harus diberlakukan sanksi yang tegas. Harus dicegah. Harus dihukum. Oleh menjadi madrasah adiwiyata tentu adalah sebuah keharusan bagi setiap institusi pendidikan, mengingat tanggung jawab institusi pendidikan terhadap pembangunan karakter generasi mendatang. Terlebih lagi institusi pendidikan agama. Institusi pendidikan agama haruslah bisa menjadikan agama sebagai sumber inspirasi dalam proses mengimplementasian segala bentuk kebaikan, baik hubungan antara manusia dengan Tuhan, hubungan sesama dan hubungan dengan lingkungan.

Menjadi madrasah adiwiyata lebih dari meraih sebuah gelar, penghargaan, maupun karpet merah. Lebih dari itu menjadi madrasah adiwiyata merupakan bentuk sebuah tanggung jawab sosial untuk terus mengampanyekan isu-isu tentang lingkungan baik secara internal maupun secara eksternal. Gelar madrasah adiwiyata hanyalah sebuah dampak dari kerja keras seluruh eleman institusi untuk mengampanyekan dan mengedukasi secara konkrit tentang pentingnya menjaga lingkungan hidup secara terukur dan kontinyu, semisal pengelolaan sampah, daur ulang, maupun reboisasi.

Tentu jika setiap siswa mampu mengelola sampah, ini akan menjadi kabar yang mengembirakan untuk masa depan. Sebab secara tidak langsung, institusi pendidikan tersebut mampu menyelamatkan masa depan dari perubahan iklim yang sudah sangat parah ini. Pengelolaan sampah sendiri tidak hanya semata-mata hanya untuk menekan laju perubahan iklim, namun di sisi lain jika mampu mengombinasikan antara sains dan wawasan lingkungan bukan tidak mungkin kegiatan mengelola sampah akan memiliki nilai ekonomi bahkan bisa dijadikan sebagai sumber energi seperti yang terjadi di negara-negara maju. Kita bisa mencontoh negara Denmark yang menjadikan sekitar 54% sampah mereka sebagai sumber tenaga pembangkit listrik (https://environment-indonesia.com/) lalu negara Skandinavia yang sekitar 83% pembangkit listrik di negara-negara tersebut rendah karbon, dimana 63% berasal sepenuhnya dari sumber terbarukan (istrikindonesia.com).

Madrasah Tsanawiyah Negeri 5 Magetan, Adalah Madrasah yang peduli lingkungan dimana dengan gerakan Peduli Lingkungan ini MTSN 5 Magetan mencanangkan “Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup Madrasah: dinama girakan ini  adalah upaya yang dilakukan oleh Madrasah dalam membangun kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan hidup di kalangan siswa, guru, karyawan, serta seluruh anggota komunitas Madrasah. Gerakan ini bertujuan untuk mengembangkan budaya lingkungan yang berkelanjutan melalui pendidikan, pengelolaan lingkungan, dan partisipasi aktif semua pihak.

Berikut adalah beberapa poin penting terkait Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup Madrasah:

  1. Pendidikan lingkungan: Gerakan ini berfokus pada pendidikan lingkungan yang meliputi pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran tentang isu-isu lingkungan serta upaya pelestarian alam. Pendidikan lingkungan dapat dilakukan melalui pembelajaran di dalam kelas, kegiatan ekstrakurikuler, dan kampanye kesadaran lingkungan.
  1. Pengelolaan lingkungan: Madrasah harus aktif dalam pengelolaan lingkungan dengan menerapkan praktek-praktek ramah lingkungan seperti pengurangan penggunaan energi, pengelolaan air, pengelolaan limbah, penghijauan, dan penggunaan bahan-bahan ramah lingkungan. Pengelolaan lingkungan yang baik juga melibatkan upaya konservasi sumber daya alam.
  1. Partisipasi aktif: Gerakan ini mendorong partisipasi aktif semua anggota komunitas Madrasah, termasuk siswa, guru, karyawan, dan orang tua, dalam kegiatan yang berkaitan dengan lingkungan hidup. Dengan melibatkan semua pihak, gerakan ini dapat menciptakan budaya lingkungan yang kuat dan berkelanjutan di Madrasah.
  1. Kolaborasi dan kemitraan: Madrasah dapat bekerja sama dengan lembaga pemerintah, organisasi lingkungan, dan komunitas lokal untuk menguatkan gerakan peduli lingkungan. Kolaborasi dan kemitraan ini dapat memberikan dukungan, sumber daya, dan pengetahuan tambahan dalam upaya pelestarian lingkungan di Madrasah.
  1. Pemantauan dan evaluasi: Madrasah perlu melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan gerakan ini. Hal ini penting untuk menilai dampak dan keberhasilan upaya yang dilakukan serta menentukan langkah-langkah perbaikan dan peningkatan di masa mendatang.
             Melalui Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup Madrasah, diharapkan siswa dapat menjadi agen perubahan yang peduli, bertanggung jawab, dan memiliki kesadaran tinggi terhadap pelestarian lingkungan. Gerakan ini juga dapat membantu Madrasah menjadi model dalam praktik berkelanjutan dan memberikan kontribusi positif bagi lingkungan dan masyarakat sekitar
banyak sudah yang sudah kita lakukan dalam hal untuk menuju Madrasah hijau madrasah yang peduli lingkungan 

        Dengan adanya gerakan GPBLH ini MTSN 5 Magetan, bertujuan menuju Madrasah adiwiyata tingkat Propinsi 
adapun hal yang sudah dilakukan untuk menuju Madrasah adiwiyata adalah :

1.      1. Kebersihan, Sanitasi, Drainase


Kepala MTsN 5 Magetan Bapak Suwoko Memberi arahan Kepada Paguyuban Wali Murid dan warga  madrasah tentang Pentingya Membuat Dan menjaga kelancaran Aliran Air selokan dan pentingnya resapan air dalam mengelola Darinase lingkungan Madrasah  adiwiyata

2.     2.  Pengelolaan Sampah


   Kelompok Kerja  Pengolahan Sampah melakukan kegiatan memilah dan mengolah sampah dari Tempat Pembuaangan Sampah diluar Lokasi  dan masih berada di lingkungan Madrasah  adiwiyata

4. Konservasi Air



       

Kelompok Kerja Siswa Bidang konservasi Air melakukan kegiatan  mengamati pemanfaatan  air  cuci saluran air dan kelayakan untuk ekosistem buatan dilingkungan  Madrasah adiwiyata

5. Konservasi energy






Peserta didik Ektakurikuler Musik sedang Mematikan perangkat yang dusah tidak terpakai, dan ibu guru melakukan sosialisasi penghematan listrik dengan cara mematikan lampu yang tidak di perlukan 

6. Inovasi



Kelompok Kerja Siswa Bidang Inovasi  melakukan kegiatan  mengamati dan mengolah limbah sampah untuk  menyuburkan tanah  mendukung kelayakan untuk ekosistem buatan dilingkungan  Madrasah adiwiyata  

7. PRLH di masyarakat



Kelompok Kerja Siswa Bidang PRLH di masyarakat melakukan mendukung kelayakan untuk ekosistem yang sehat dan bersih  dilingkungan  masarakat sekitar Madrasah adiwiyata

 8. Jejaring kerja





 Kelompok Kerja Jejaraing Keja melakukan Kordinasi bersama Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Magetan untuk menyelesaiakan dan mengatasi permasalahan kegiatan adiwiyata  dilingkungan  Madrasah adiwiyata 


Kelompok Kerja Jejaraing Keja melakukan Kordinasi bersama komite MTsN 5 Magetan untuk menyelesaiakan dan mengatasi permasalahan kegiatan Program adiwiyata  dilingkungan  Madrasah adiwiyata 


Kelompok Kerja Jejaraing Kerja melakukan Kordinasi bersama Dinas Peternakan Dan Perikanan  Kabupaten Magetan untuk menyelesaiakan dan mengatasi permasalahan kegiatan adiwiyata  dilingkungan  Madrasah adiwiyata  

9. Kampanye publikasi

Kelompok Kerja Kampanye publikasi melakukan  membuat publikasi  media sosial /youtub /tiktok dan intagram tentang  kegiatan adiwiyata  dilingkungan  Madrasah adiwiyata 

dimana Publikasi Ini bisa di lihat di Media Sisial MTSN 5 Magetan baik di Facebook, Tik tok , IG dan Yotube MTSN 5 Magetan       

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa adiwiyata lebih dari sekadar predikat namun, sebagai ujung tombak pendidikan pelestarian lingkungan sejak dini, dengan cara menanamkan wawasan lingkungan lalu mengintegrasikan dangan berbagai wawasan dan sains  agar demi alam raya ini. Bukankah manusia adalah wakil Tuhan untuk merawat bumi? Bukankah kita juga hidup di muka bumi? Bukankah kita ingin hidup nyaman hidup di planet ini? Lalu kalau bukan manusia, siapakah yang harus merawat dan menjaga bumi ini?

Demikian sekilas tentang Gerakan Peduli Lingkungan Hidup sehat di MTSN 5 magetan 
semoga dengan adanya gerakan ini MTSN 5 magetan bisa Menuju Madrasah Adiwiyata Tingkat Propinsi dan Nasional sehingga bisa menjadi Madrasah ramah lingkungan dan sehat

        
       




Sabtu, 09 Juli 2022

MTsN 5 MAGETAN MENUJU SEKOLAH ADIWIYATA PROVINSI JAWA TIMUR


     Sekolah harusnya menjadi tempat yang nyaman bagi siswa, guru, dan warga sekolah. Terciptanya lingkungan sekolah yang bersih dan sehat akan membuat proses belajar akan berlangsung kondusif. Adiwiyata merupakan salah satu program yang dikembangkan Kementerian Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Program ini diharapkan setiap warga sekolah ikut terlibat dalam kegiatan sekolah menuju lingkungan sehat yang terhindar dari dampat negatif lingkungan.

Selain itu program adiwiyata merupakan bentuk apresiasi bagi sekolah-sekolah yang menunjukkan komitmen dan mau bekerja keras untuk bisa memenuhi 4 (empat) komponen yang ditentukan yaitu kebijakan sekolah, kurikulum, kegiatan berbasis partisipatif dan sarana/prasarana pendukung pendidikan lingkungan. Program ini diharapkan dapat membuat sekolah untuk berperan aktif dalam mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan. Penghargaan Adiwiyata diberikan mulai dari tingkat yang paling dasar Kabupaten/Kota, Provinsi, Nasional, hingga yang paling tinggi yaitu tingkat Mandiri.

Madrasah Tsanawiyah Negeri 5 Magetan (MTsN 5 Magetan) yang sudah memiliki penghargaan di tingkat Kabupaten/Kota dan selanjutnya akan mengajukan ke tingkat berikutnya yaitu Provinsi. Beberapa persiapan sudah dilakukan diantaranya kegiatan pendampingan dari madrasah yang sudah menjuarai Adiwiyata tingkat Nasional, pembentukan Tim Adiwiyata beserta kelompok kerja (pokja), hingga pelaksanaan aksi seluruh warga madrasah dalam menyukseskan program adiwiyata ini. Gotong royong dilakukan semua pihak madrasah guna dapat menciptakan lingkungan yang nyaman, bersih, dan sehat.

Kebijakan yang dimiliki MTsN 5 Magetan sudah sejalan dengan Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup Sehat (PBLHS) melaui visi dan misi madrasah, yakni Terwujudnya Insan yang Cerdas Berakhaqul Karimah, dan Berwawasan Lingkungan. Madrasah sudah merancang kurikulum berbasis lingkungan di semua mata pelajaran pada berbagai jenjang, diantaranya dalam mata pelajaran umum maupun mata pelajaran keagamaan. Beberapa upaya penghijauan, pengolahan sampah, konservasi air dan energi, penerapan kantin sehat turut dilakukan. Produk unggulan MTsN 5 Magetan seperti Batik Tapak Liman serta beberapa olahan makanan diciptakan untuk mendukung Program Adiwiyata.

Aksi Adiwiyata juga dilakukan di lingkungan sekitar madrasah, dimana melibatkan warga, aparat, serta beberapa lembaga. Hal ini bertujuan agar kualitas pengelolaan lingkungan di luar madrasah meningkat, karena lingkungan madrasah berkaitan erat dengan lingkungan dimana madrasah itu berada. Selain itu diharapkan madrasah akan membawa manfaat bagi lingkungan sekitar dimana selaras dengan visi misi MTsN 5 Magetan, ujar Suwoko, S.Pd selaku Kepala MTsN 5 Magetan. Mari Kita Sukseskan Program Adiwiyata di Madrasah kita tercinta, Matsanema.

Jumat, 02 Juni 2017

INFO KELULUSAN

Assalamualaikum ...
Diberitahukan kepada seluruh peserta didik kelas IX yang telah mengikuti semua Ujian baik mulai dari Ujian Akhir Semester, Ujian Akhir Madrasah, Ujian Madrasah Berbasis Nasional, Ujian Praktek, dan Ujian Nasional Berbasis Komputer

Dari Hasil Sidang Pleno antar kepala Madrasah seluruh Kab Magetan dan Rapat Dewan Guru yang diadakan pada tanggal 02 Juni 2017 menetapkan hasil bahwa pada hari ini tanggal 02 Juni 2017 jam 11 menetapkan bahwa peserta didik yang telah mengikuti semua proses pembelajaran nyatakan Lulus
adapun daftar kelulusan dapat di lihat pada tabel berikut ini :


DATA KELULUSAN

https://drive.google.com/open?id=0B6XCsxMd4f0WZzJVbk5BdnJROGc

Untuk Info yamg lebih lanjut silahkan ke MTsN Panekan Jam Kerja

Wassalamualaikum..

Rabu, 31 Mei 2017

Sejarah MTSN 5 Magetan



Selayang Pandang Matsanepa





Sejarah berdirinya MTsN Panekan dimulai dari insiatif Bapak Sumaryo  yang mengubah pengajaran Diniyah pada malam hari, dialihkan menjadi pagi hari yang disebut Madrasah Ibtidaiyah. Karena sudah ada banyak sekolah dasar di wilayah Kecamatan Panekan akhirnya tercetus ide mendirikan SMP 1 Islam dengan 4 guru yaitu Bapak Sumaryo, Bapak Sudarsono, Bapak Saeran, dan Bapak Parno. Dalam waktu yang bersamaan yaitu pada tahun 1965, PKI mengadakan sekolah Politik dan dibukalah Kursus Kader Mubaligh Kilat dengan siswa 55 anak dan berjalan sampai tahun 1967. Karena peminat siswa banyak, maka Kursus Kader Mubaligh Kilat diganti nama “Madrasah Tsanawiyah Al-Islam”.
Pada tahun 1969, MTs Al-Islam berubah nama menjadi “Pendidikan Guru Agama Persiapan” Negeri. Tepat pada tahun 1970 terbitlah SK Penegerian dari PGAP menjadi PGA 4. Dengan berakhirnya masa jabatan Bapak Sumaryo selaku Kepala Sekolah, maka jabatan kepala sekolah digantikan oleh Drs. Tukimin yang merupakan Kepala Sekolah definitif dari Departemen Agama Kabupaten Magetan. Di tahun 1980 terbitlah peraturan pemerintah yang isinya mengatur tentang penyederhanaan PGA 4 menjadi Madrasah Tsanawiyah Negeri. Sejak berdirinya MTsN segala permasalahan yang menyertainya sampai pada periode ini MTsN Panekan dipimpin oleh 8 orang kepala secara urut sebagai berikut :
1.      Drs. Tukimin (1977-1986)
2.      Drs. Alimudin (1986-1991)
3.      H. Syamsu (1991-1997)
4.      Drs. H. Hardilan Abdullah (1997-1999)           
5.      Gunawan, BA (1999-2006)
6.      Muttakin .M.Ag (2006-2008)
7.      Drs. H. Mudjib, dan (2008-2012)
8.      Drs. H. Sutrisno (2012 - 2014)
9.      Suwoko, S.Pd. M.M.Pd ( 2014 - 2017
10.    Sumadi, S.pd ( 2018 - 2021 )
11.    Suwoko, S.Pd . M.M.Pd ( 2022 -  sampai sekarang 
Tiap-tiap kepala sebagaimana tersebut di atas memiliki prestasi-prestasi baik di bidang akademik maupun nonakademik tak terkecuali Bapak Gunawan, BA. Beliau terus melanjutkan kebijaksanaan-kebijaksanaan kepala terdahulu yang di antaranya tetap menggalang kerjasama dengan BP3 bahkan semakin ditingkatkan. Buah kerjasama tersebut, beliau telah berhasil merealisasikan bangunan-bangunan baru antara lain, 1 unit ruang Perpustakaan, terap di depan mushola, dan 1 buah bangunan gapura depan Madrasah. Dan sekarang MTsN Panekan mempunyai 27 ruang kelas, kantor guru, ruang tata usaha, lab.music, lab.komputer, lab.Ipa, lab Bahasa, ruang BK, ruang UKS, koperasi, mushola, sanggar OSIS dan pramuka.Dengan jumlah siswa kurang lebih 1076 dan telah memiliki program kelas regular, Kelas Bina Prestasi, dan Kelas Olimpiade.Juga, sudah banyak meraih prestasi baik tingkat local maupun tingkat propinsi. Seperti baru baru ini meraih juara 2 festival band se Kab.Magetan, juara 2 olahraga Sepak Bola Simo Cup Se Kab.Ngawi, finalis olimpiade MIPA SMP Se Derajat Se Jawa Timur Di UIN Malang. dan pada tahun 2017 MTSN Panekan Berubah nama Menjadi MTSN 5 Magetan. T
Tahun 2019 sampai 2022 jumlah ruang kelas sudah mencapai 33 ruang kelas dengan jumlah peserta didik 1247 peserta didik. 

So….jangan ragu memilih MTsN  ! karena kami selalu berusaha memberikan yang terbaik demi kemajuan negeri ini.  Maju terus Matsanepaku!

Demikian Selayang Pandang Matsanepa
Give the best for our school, guys!

Entri yang Diunggulkan

GERAKAN PEDULI DAN BERBUDAYA LIGKUNGAN HDUP SEHAT ( GPBLH ) MTsN 5 MAGETAN

  Prof KH Ali Yafie Islam itu mengajarkan hidup selaras dengan alam. Banyak ayat Al -Q ur ’ an maupun hadis yang bercerita tentang lingkunga...

Popular Posts